Senin, 20 Juli 2015

Penuh Kasih dan Damai Itulah Manado: Torang Samua Basudara

Penuh Kasih dan Damai Itulah Manado: Torang Samua Basudara
Torang Samua Basudara
Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Slogan atau mottonya ialah Si Tou Timou Tumou Tou yang dalam ungkapan Bahasa Manado artinya "baku beking pande" yang secara harfiah memiliki makna "saling menambah/berbagi kepintaran dengan orang lain". Hal ini merupakan filsafat hidup masyarakatnya yang sejatinya dipopulerkan oleh Sam Ratulangi, yang berarti "manusia hidup untuk memanusiakan/menghidupkan manusia lain" Adapun agama yang dianut ialah didominasi oleh penduduk beragama Kristen yaitu sekitar 62,10 persen, Katolik 5,02 persen sedangkan Islam/Muslim sekitar 31,30 persen (Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, wikipedia.org) dan sisanya beragama lain (Hindu, Buddha dan agama Konghucu). 

Walaupun terkenal dengan keheterogenannya, namun masyarakat Manado sangat menghargai sikap hidup toleran, rukun dan terbuka serta dinamis. Sehingga kota ini memiliki lingkungan sosial yang relatif kondusif dan terkenal sebagai salah satu kota yang relatif aman di Indonesia. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari semboyan yang dipegang teguh oleh masyarakatnya yaitu "Torang Samua Basudara" yang artinya "Kita Semua Bersaudara". Hal ini pulalah yang mendasari penulis untuk mengulas mengenai keamanan dan kenyamanan berpuasa dan menikmati bulan Ramadhan di Kota yang juga terkenal dengan jargon "Kota 1000 Gereja" ini. Hari pertama puasa seringkali dilewati oleh umat Muslimnya dengan melakukan ziarah kubur, mengunjungi makam orang-orang yang telah terlebih dahulu pergi mendahului, berdoa bersama dan membersihkan areal makam. Tradisi ini sarat dengan nuansa serta makna religius karena setiap orang yang berziarah tentunya akan mengingat kematian. Hal ini merupakan tradisi yang telah mengakar, serta dipercaya bahwa doa orang yang sedang berpuasa itu sangat baik dan akan didengarkan oleh Tuhan agar supaya orang yang telah meninggal tersebut juga ditempatkan di tempat yang mulia. Doa yang dipanjatkan tersebut juga mencerminkan rasa kasih sayang, ungkapan terimakasih atas jasa, rasa kerinduan yang mendalam dan hal lainnya yang dilakukan oleh orang yang telah meninggal tersebut kepada sesamanya semasa masih hidup di dunia. 

Nah, rasanya belum afdol bila belum membahas kuliner makan untuk berbuka puasa di Kota Manado ini. Jangan kaget, hal inilah yang paling menjadi fenomena yang ditunggu-tunggu dan bisa dibilang yang paling dinanti-nantikan tidak saja oleh umat Muslim yang menjalankan puasa tetapi juga oleh teman-teman kita yang non Muslim karena bila bulan Ramadhan tiba mereka juga berkesempatan untuk mencicipi kuliner khas berbuka puasa yang sudah pasti nikmatnya tiada terkira. Ada satu kawasan di Kampung Ternate yang menjual kue basah dan kue kering khas ramadhan yang selalu dipadati oleh sejumlah penggemar kuliner berbuka puasa, selain itu jenis pasar kuliner dadakan seperti ini juga selalu muncul di setiap pelataran halaman masjid yang ada di Kota Manado selama bulan Ramadhan. Satu hal juga yang menarik yaitu ketika bedug adzan maghrib pertanda buka puasa telah tiba, para penjaja kuliner berbuka puasa yang telah siap sejak siang harinya sering membagikan teh manis hangat secara gratis kepada tiap pengunjung sehingga hal seperti ini menarik untuk diperhatikan dan dimaknai sebagai salah satu bentuk rasa kepedulian terhadap sesama. 
Baca juga: Makna dan Sejarah dari Sitou Timou Tumou Tou Dan Torang Samua Basudara

Jargon Si Tou Timou Tumou Tou dan Torang Samua Basudara tidak hanya menjadi slogan semata tapi mengakar di tiap diri masyarakatnya. Terbentuk pulalah suatu modal sosial (social capital) yang merupakan bagian dari organisasi sosial kemasyarakatan yang didalamnya terdiri dari trust, norm dan network serta linkage. Di malam harinya, ketika umat Muslim menunaikan ibadah sholat Tarawih dan Witir, banyak diantara para pemuda non Muslim yang menjaga kekhusyukan sholat. Mereka berjaga dengan duduk di pelataran halaman masjid hingga malam harinya. Fenomena seperti ini pun terus berlanjut hingga hari kemenangan tiba. Banyak pemuda berkalung salib berjaga di pelataran masjid sambil mengenakan kemeja baju koko. Sungguh pemandangan yang menyenangkan. Harmonisasi seperti ini harusnya dimaknai dengan penuh sukacita.

Masjid Yang Dikelilingi Oleh Beberapa Gereja
Berita, yang dipublikasikan Senin (12/01) lalu, menceritakan jemaah masjid dan gereja yang saling membantu di Manado.

Di sana, ada istilah populer torang samua basudara yang berarti "kita semua bersaudara", kata Muchlis Musiran, Ketua Badan Takmirul Masjid At-Taqwa, Kelurahan Perkamil Manado, dalam wawancara dengan kontributor BBC Yongke Londa.

Walaupun di kelurahan ini hanya ada satu masjid, yakni masjid At-Taqwa, yang dikelilingi oleh beberapa gereja, tapi alhamdulilah kerukunan umat beragama di sini sejak dahulu sampai saat ini sangat akrab. Satu sama lain saling mengunjungi saat hari raya keagamaan. kata Muchlis Musiran.

Kami saling bergantian melakukan penjagaan di rumah-rumah ibadah saat hari raya. Ketika Idul Fitri, masjid kami turut dijaga oleh umat Kristen, begitupun sebaliknya saat ibadah Natal dan Tahun Baru, kami dari umat Muslim turut membantu pengamanan di gereja-gereja sekitar. Hal ini sejalan dengan slogan kita di Sulawesi Utara yaitu torang samua basudara, tambahnya.
Baca juga : Bentuk Nyata Toleransi Antar Agama Di Manado

Berita ini kami angkat dalam percakapan media sosial tentang isu integrasi dan toleransi yang muncul di tengah serangan terhadap majalah Charlie Hebdo.
Pak haji dan pak pendeta saling gendong
Ratusan komentar melalui Facebook BBC Indonesia menyebutkan contoh toleransi juga ada di Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur.
null

Muchlis Musiran (tengah), ketua Badan Takmirul Masjid At-Taqwa, bersama pengurus masjid lain.

Semua tentram, aman dan saling mengasihi. Kalau kami berjalan kaki dari desa ke desa dalam satu rombongan ada pak haji, pak pendeta. Saat menyebrang kali pak haji gendong pak pendeta atau sebaliknya, itu sudah hal yang biasa terjadi."

Selanjutnya ....

Related Posts

Penuh Kasih dan Damai Itulah Manado: Torang Samua Basudara
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.

2 komentar

Tulis komentar
avatar
22 Juli 2015 pukul 05.33

harusnya kerukunan emang dijaga sesama kita,
jangan mau terprofokasi oleh pihak2 tertentu,
nice artikel oms,,,

Reply
avatar
22 Juli 2015 pukul 11.57

Bener sekali ...
Begitu terjaga kedamaian disana di dalam KASIH

Reply